Pages

Labels

new posting

Selasa, 07 Februari 2012

KITA SEMUA BERSAHABAT


13/02/2011, at Rumah
Oleh: Anom fajar Puji Asmoro




Kata demi kata berusaha kurangkai pada sebuah dokument kosong di dalam netbookku. Hampir sudah melibihi tiga halaman dengan ukuran font yang hanya sebelas dan spasi satu. Di awal tulisanku, aku sedikit bercerita tentang siapa saja berhak peduli terhadap lingkungannya, termasuk aku dan teman-teman matematikaku yang dahulu pernah bersama-sama melakukan konservasi lingkungan melalui penanaman mangrove, ya begitu singkatnya. Karena memang aku berniat mengikut sertakan tulisan itu pada sebuah sayembara menulis pengalaman hijau.
Namun, seperti sayur tanpa garam, rasanya tak sedikitpun dari isi tulisan mewakili perasaanku pada saat itu, perasaan senang, perasaan lelah, perasaan bahagia ketika bersama teman-teman. Hingga belum sudah kurampungkan isinya, aku sudah memutuskan untuk menghentikannya sejenak. Dan kuputuskan untuk membuka beberapa buku serta dokument lama, yang kuharapkan bisa membantuku menemukan feel yang kucari dan bisa kutuangkan dalam tulisan itu. Tetapi tetap saja gagal.
Membuka dokument lama sontak mengingatkan ku pada beberapa wajah yang dahulu sering menjadi penghias indah hari-hariku. Beberapa foto yang nampak hitam karena hanya berupa fotokopian yang menjadi lampiran pada sebuah laporan pertanggung jawaban kegiatan tidak lantas membuat wajah kalian hitam pula di hatiku.
kawan pernahkah kalian mendengarkan sebuah cerita tentang sekumpulan ikan kecil yang berenang ke muara sungai? Jika memang belum, ijinkan ku ceritakan kisahnya pada kalian.
Dahulu disebuah aliran anak sungai, terdapat sekumpulan ikan-ikan kecil yang tidak terlalu banyak jumlahnya. Mereka dipertemukan di sebuah tepian anak sungai yang lebarnya pun tidak begitu lebar, tetapi cukup untuk mereka berkumpul. Setiap hari mereka bersama-sama, mulai dari mencari makanan, berkumpul, bercanda, sampai bertahan dari arus sungai yang terkadang tiba-tiba deras. Waktu yang terus berjalan semakin membuat mereka menjadi tumbuh besar, hingga suatu hari mereka sempat berbincang. “kawan lihatlah tubuh kita sudah semakin besar, anak sungai inipun sudah tidak sanggup menampung kita semua, dan aku pikir kita tidak selamanya harus seperti ini, kita harus menyusuri seluruh aliran sungai yang berada di depan kita jika kita ingin menjadi ikan yang tangguh, dan meskipun kita saat ini berpisah, kita harus berjanji akan berkumpul kembali di muara sungai”. Setelah perbincangan itu setiap ikan kecil yang telah tumbuh dewasa memutuskan jalannya sendiri , mereka berpisah dengan menyusuri aliran sungai yang berbeda. Namun mereka selalu berjanji akan bertemu kelak di muara sungai karena sebuah ikatan persahabatan.
***
Kisah persahabatan memang selalu bisa menyaingi kisah percintaan, meskipun kisahnya tidak sehebat kisah Jack dan Rose Dawson dalam film Titanic, ataupun kisah roman Romeo dan Juliet. Cerita persahabatan selalu menjadi inspirasi banyak orang, termasuk aku yang saat ini tengah membuka lembaran foto-foto mereka. Sampai pada lembar cover belakang aku tengah sadar, bukan dokument ini yang aku butuhkan untuk menyelesaikan tulisanku itu, tetapi kalian semua kawan. Cerita tentang kisah perjuangan kita, bau lumpur yang selama beberapa hari melekat di tubuh, biji-biji mangrove yang kita petik bersama, patokan tali rapia yang kita tancapkan di petakan tanah berlumpur, dan kaki salah seorang kawan yang sempat terluka karena terjatuh di dalam parit.
Jikalau saat ini kisa terpisah dengan perjuangan menggapai mimpi kita masing-masing, aku bangga dengan kalian. Dan akan aku tuliskan disebuah batu karang yang terjal “kita semua sahabat”.

Catatan:
Tulisan ini aku persembahkan atas rindu kepada segenap kawan matematika angkatan 2008 Untirta, terlebih khusus linda, arina, hanna filen, fikri hasan, rafiudin, aditya pratama, neng intan, rofiroh, entin sholihah, fauzul imam, M agus susenda, dan kawan-kawan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar